Teori kritis (hubungan internasional)

Teori hubungan internasional kritis adalah serangkaian pemikiran dalam hubungan internasional (HI) yang mengkritik status quo teoretis, meta-teoretis dan/atau politis baik dalam teori HI maupun politik internasional dari sudut pandang positivis maupun pascapositivis. Kritik positivis meliputi pendekatan Marxis dan Neo-Marxis dan konstruktivisme sosial lama. Kritik pascapositivis meliputi pendekatan pascastrukturalis, pascakolonial, konstruktivis kritis, teori kritis (dalam artian terbatas seperti mazhab Frankfurt), neo-Gramscian, sebagian besar pendekatan feminis, dan sejumlah pendekatan mazhab Inggris, serta sosiologi historis non-Weber,[1] sosiologi politik internasional, geopolitik kritis, dan "Materialisme Baru"[2] (dipengaruhi oleh teori pelaku-jaringan). Semua pendekatan terakhir ini memiliki premis epistemologi dan ontologi yang berbeda dengan realisme dan liberalisme.

Teori-teori seperti ini sudah diakui secara luas, diajarkan, dan diteliti di berbagai universitas, tetapi belum populer di Amerika Serikat. Teori ini diajarkan di tingkat sarjana dan pascasarjana di universitas-universitas besar di luar Amerika Serikat. Mereka beralasan bahwa "disiplin HI yang tidak memandang ke depan akan mendorong perkembangan masyarakat sipil berkelanjutan di Amerika Serikat yang mau berpikir, merenungkan, dan menganalisis peristiwa-peristiwa internasional yang rumit melalui susunan lensa teori terbatas."[3]

  1. ^ See e.g. Stephen Hobden and John M. Hobson (eds.), Historical Sociology of International Relations. Cambridge University Press (2002).
  2. ^ See e.g. Iris van der Tuin and Rick Dolphijn, New Materialism: Interviews and Cartographies. Open Humanities Press (2012); Diana Coole and Samantha Frost (eds.), New Materialisms: Ontology, Agency, and Politics. Duke University Press (2010); William E. Connolly, "The 'New Materialism' and the Fragility of Things", Millennium 41, 3 (2013).
  3. ^ Smith, Steve (2002). "The United States and the Discipline of International Relations: Hegemonic Country, Hegemonic Discipline?". International Studies Review. 4 (2): 67–86. doi:10.1111/1521-9488.00255. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search